Minggu, 24 Oktober 2010

petani sawit menggunakan ATM

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kanwil Pekanbaru mendorong petani sawit manfaatkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melakukan transaksi perbankan. Senior Manager Desk of Investor Relations Ninis K. Adriani mengatakan, hal itu dilakukan supaya nasabah bisa lebih efisien, untuk itu pihaknya pun telah mengembangkan beberapa ATM BRI di Pekanbaru.

Langkah itu dilakukan karena selama ini nasabah di unit-unit BRI seringkali harus melakukan antrian panjang dan berjam-jam karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu kantor unit biasanya berukuran kecil sedangkan jumlah nasabahnya cukup banyak. "Padahal nasabah itu kan hanya mau transfer ataupun tarik uang. Transaksi semacam itu kan sebenarnya bisa dilakukan melalui ATM tak perlu lewat teller," jelas Ninis.

Pemimpin Cabang Rengat Riau Edison Tampubolon menambahkan, pengadaan ATM di unit yang dibawahinya sudah dimulai beberapa bulan terakhir. "Cabang Rengat membawahi 8 unit dan sudah ada ATM di 5 unit. Ini juga karena adanya permintaan nasabah," ujarnya.

Pembina Koperasi Unit Desa (KUD) Amanah Azis Abdullah yang juga adalah nasabah unit BRI mengatakan, selama ini dia harus melakukan transaksi dengan para petani sawit dalam pembayaran gaji secara cepat. "Tapi karena antrian panjang ya jadi terlambat. Kadang-kadang datang pagi dan baru terlayani siang atau sorenya, makanya kalau ada ATM akan lebih mudah tidak perlu antri panjang," jelas Azis.

Namun, Azis masih mengeluhkan jarak ATM yang masih sangat jauh dari kecamatannya. Untuk itu ia berharap BRI segera membangun kantor di kecamatannya. "Jaraknya cukup jauh dan kami harus melintasi jalanan di tengah kebon sawit yang tidak terlalu ramai. Sangat rawan. Lima tahun lalu kami dirampok dan sampai ada yang tertembak. Kalau ada kantor dekat ini kan bisa mengurangi risiko perampokan," tandasnya.

Bagaimana tidak diincar perampok, setiap bulan Azis dan pengurus KUD lainnya harus menarik uang hingga Rp 31 miliar untuk membayar 4.000 petani yang menjadi anggota KUD. "Sejak peristiwa penembakan itu, sekarang kalau ambil uang musti dikawal hingga 17 anggota keamanan. Dan juga mengasuransikan uang tersebut. Kalau ada aparat sebanyak itu yang menjaga tentu kami harus mengeluarkan biaya tambahan bukan. Tapi kalau ada kantor BRI dekat sini tentu akan banyak efisiensi yang akan kami lakukan," papar Azis.

Edison menambahkan, memperkenalkan ATM pada nasabah seperti petani sawit tidaklah mudah. "Tidak semuanya mengerti manfaat ATM itu apa. Dan memperkenalkan cara transaksinya juga tidak mudah. Untuk itu kami akan semakin sering melakukan sosialisasi pemanfataan dan penggunaan ATM ini ke nasabah di sini," katanya.

harga kopi dunia melonjak

Tak hanya aromanya yang harum, harga kopi dunia juga kian mengharum, termasuk kopi arabika. Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi arabika di Bursa ICE New York untuk pengiriman Desember ada di level 2,01 dollar AS per pound. Kekhawatiran akan minimnya pasokan dari negara produsen akibat adanya cuaca buruk membuat harga kopi terus melambung.

Rodrigo Costa, wakil presiden Badan Perdagangan Newedger USA LCC seperti dikutip Bloomberg Kamis (21/10/2010) mengatakan, cuaca basah di Asia membuat panen dan proses pengolahan biji-bijian menjadi tertunda. Hujan di Amerika Tengah juga menahan suplai kopi keluar dari negara ini.

Analis dari Macquarie Group Ltd Kona Haque menambahkan, setiap ada kabar mengenai penurunan produksi akan membuat harga naik lebih tinggi. "Ini mengingatkan kita pada pasar yang berfluktuasi," katanya.

Data ICE New York mencatat, total stok kopi dunia per 19 oktober 2010 sebanyak 1,84 juta karung atau turun 40 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. catatan saja, satu karung kopi ini setara dengan 132 pound atau 60 kg.

Di bursa New York, harga kopi robusta untuk pengiriman Januari 2011 hingga pekan lalu ada di level 1,910 dollar AS per ton. Harga ini adalah harga tertinggi sejak 14 Oktober 2008.

Kenaikan harga kopi dunia ini tentu saja mengerek harga kopi di dalam negeri. Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata bilang, curah hujan yang tinggi di berbagai belahan dunia, termasuk di sentra produksi kopi dunia seperti Brazil dan Vietnam membuat produks kopi dunia menurun. Akibatnya, harga kopi dunia terus melambung.

Rachim meramalkan, tren kenaikan harga kopi dunia ini masih akan terus berlanjut. Pasalnya, kondisi cuaca buruk diperkirakan masih akan berlanjut. "Selama cuaca masih tidak menentu, harga kopi dunia masih akan tinggi, sebab produksi kopi menurun," ujarnya pekan lalu.

Sebenarnya, kenaikan harga kopi ini menjadi angin segar bagi petani dan produsen kopi di Indonesia. Sebab, "Harga kopi di Indonesia naiknya lebih kuat ketimbang harga kopi dunia," kata Rachim. Asal tahu saja, hingga pekan lalu harga kopi arabika Medan sudah mencapai Rp 31.669 per kg. Sedangkan untuk kopi robusta Lampung, harganya sudah mencapai Rp 12.000 per kg.